Sunday, September 9, 2012

Strategi Daya Ungkit 2 : Buy Put

Sekedar mengingatkan bahwa Put Options adalah Hak untuk menjual saham di harga tertentu (strikeprice) dalam jangka waktu tertentu (expiring).

Strategi ini merupakan daya ungkit dari strategi short sell saham (menjual saham yang belum kita miliki).
Perkiraan arah                       : Bearish (turun)
Resiko                                   : Terbatas (Maksimum sebatas premi put yang dibayar)
Pengaruh penyusutan waktu   :  Merugikan
Maksimum keuntungan           : Tidak terbatas
Break Even point                   :  Put strikeprice  -  premi put
Pemilihan saham                    :  Likuid artinya rata-rata volume perhari di atas 500.000 lembar
Pemilihan  options                  : Open interest minimal 500 kontrak


Contoh:
Pada 3 januari 2012 saham ABCD berada pada harga $40
Put options pada saham ABCD  expired April 2012 strike price 40  harganya $1.75 perlembar

Untuk melihat "daya ungkitnya" kita akan membandingkan 2 trader yang berbeda yaitu trader A melakukan short sell saham ABCD (menjual saham tanpa memiliki saham terlebih dahulu tapi dengan jaminan dia akan membeli lagi untuk menutup transaksinya) dan trader B yang membeli Put Options dengan 4 skenario yang mungkin terjadi di bawah ini:

Skenario 1   : Harga saham turun menjadi  $20.
Skenario 2   : Harga saham turun menjadi  $38,25
Skenario 3   : Harga saham tetap di          $40
Skenario 4   : Harga saham naik  menjadi $20

 Trader A melakukan short sell 1000 lembar saham ABCD. Modalnya adalah 1000 x $40 = $40.000,-*Uangnya sementara ditahan oleh broker sampai nanti dia menutup shortsell tersebut dengan cara membeli kembali saham yang dia jual tadi karena pada teknisnya dia meminjam saham pada broker dan dijual di harga $40.
Trader B membeli 10 kontrak Put Option saham ABCD expired April 2012 strike price 40  harganya $1.75 perlembar. Modalnya 10 kontrak x 100x $1,75 = $1750,-  *ingat, 1 kontrak options mewakili 100 lembar saham sehingga dengan membeli 10 kontrak call option tersebut, maka Trader B berhak menjual 1000 lembar saham ABCD dengan harga $40 per lembar selama kontrak belum expired.

 Oke kita lihat hasilnya dari 4 skenario tersebut:
Skenario 1:  Saat expiration harga saham ABCD turun menjadi $20
Trader A yang short sell 1000 saham ABCD akan memperoleh keuntungan sebesar $40.000 - $20.000 = $20.000
Trader A bisa membeli dengan harga lebih rendah(short covering atau penutupan penjualan kosong), yaitu $20 per lembar untuk menutupi saham yang dia pinjam pada broker untuk dijual(short sell) pada harga $40.

ROI trader A  = (Net profit / modal) x 100%
                      = ($20.000 / $40.000) x 100%
                      = 50%

Trader B yang punya 10 kontrak Put Options berhak menjual 1000 lembar saham di harga $40 meski saat itu harga saham ABCD berada pada harga $20 di pasar.

Maka keuntungan yang diperoleh Trader B adalah:
(10 kontrak x 100 saham x selisih harga pasar dgn strikeprice yaitu $20) - modal awal $1750 = $18.250*net profit

*Net profit bisa diperoleh dengan cara menjual options tersebut tanpa harus membeli/menjual sahamnya terlebih dahulu.

ROI trader B = ($18250 / $1750) x 100%
                     = 1043%

ROI atau return on investment = rasio laba / modal

Dari skenario pertama ini terlihat trader B dengan modal yang jauh lebih kecil dibandingkan dengan trader A mendapatkan ROI yang jauh lebih besar. Inilah salah satu fungsi options yaitu sebagai daya ungkit (leverage)


Skenario 2:  Saat expiration harga saham ABCD turun menjadi $38,25 .
Trader A yang shortsell 1000 lembar saham ABCD  dengan harga  $40 akan memperoleh keuntungan $1,75 perlembar sehingga total keuntungan = $1750.

ROI trader A = (Net profit/modal) x 100%
                     = ($1750 / $40.000) x 100
                     = 4,38%

Trader B yang punya 10 kontrak Call Options berhak menjual 1000 lembar saham di harga $40 meski saat itu harga saham ABCD berada pada harga $38,25 di pasar.

Maka keuntungan yang diperoleh Trader B adalah:
(10 kontrak x 100 saham x selisih harga pasar dgn strikeprice yaitu $1,75) - modal awal $1750 = $0

Trader B tidak untung dan tidak rugi alias impas. Jadi $38,25 disebut titik impas (Break Even Point atau BEP)

BEP Buy Put =Put Strike Price - Premi Put

Pada skenario 2 ini, BEP membeli put option lebih rendah daripada short sell saham karena ada premi yang dibayarkan. BEP buy put adalah $38,25 sedangkan BEP Short sell saham adalah $40.


Skenario 3: Saat expiration harga saham ABCD tetap di  $40 .
Trader A yang short sell 1000 lembar saham ABCD  dengan harga  $40 tidak untung dan juga tidak rugi alias impas karena saat short sell saham di harga $40.

Namun Trader B yang membeli put options di strikeprice $40 akan rugi sebesar premi yang dibayar yaitu $1750 karena put options yang dibelinya tidak lagi mempunyai nilai atau disebut expired worthless. Karena membeli kontrak options adalah hak dan bukan kewajiban, maka kita bisa membatalkan atau tidak jadi beli sahamnya.

 Skenario 4: Saat expiration harga saham ABCD naik  menjadi $80 
Trader A yang membeli 1000 lembar saham ABCD  dengan harga  $40 akan rugi(loss)sebesar  $40.000,- (yaitu hasil dari 1000 lembar x kerugian $40 perlembar).

Sedangkan trader B yang membeli put options tetap rugi hanya $1750 karena membiarkan haknya expired worthless.
Jadi berapapun kenaikan harga saham ABCD, kerugian trader B tetap terbatas pada $1750 saja. Sementara trader A akan rugi bahkan habis modal jika naik sampai $80.

 Tabel Perhitungan Profit/Loss
Skenario Pergerakan saham Trader A
Profit/loss
US$
Trader B
Profit/loss
US$
1 Saham turun menjadi $20 20.000 18.250
2 Saham turun menjadi $38,25 1750 0
3 saham tetap 0 -1750
4 Saham naik menjadi $80 -40.000 -1750

Kesimpulannya:
1.Membeli put options jauh lebih menguntungkan karena modal yang diperlukan jauh lebih kecil dibanding short sell sahamnya. (Daya ungkit)
2. Jika harga saham naik melonjak tinggi, kerugian dari put options jauh lebih kecil daripada short sell sahamnya sehingga sangat mengurangi resiko kerugian.

4 comments:

Heru Djalal said...

Absen.. materi kuliah baru...

Unknown said...

1 SKS teori, 3 SKS Praktek.....

Heru Djalal said...

ijin bertanya. Trader B skenario A, disaat harga saham turun menjadi $20 sedangkan strike price $40... trader B berhak menjual $40 disaat haga pasar $20.. pertanyaanya.. apa ada yang mau membeli dengan harga 200% harga pasar?

Unknown said...

Jawaban untuk ini adalah strategi selanjutnya yaitu strategi menjadi penjual options....berapa SKS ya?
Intinya begini: Trader B membeli Put dari penjual Put misalnya kita sebut Trader C. Kalau pembeli Put options punya hak untuk menjual di harga tertentu, maka Penjual Put adalah kebalikannya yaitu "WAJIB" membeli saham di harga tertentu.....Jadi tak perlu takut ga ada yang mau beli... karena saat dia jual Put, maka ada dana yang dibekukan direkeningnya sebagai jaminan jika nanti dieksekusi pembeli Put, maka Penjual put "WAJIB" membeli saham tersebut.