Perkiraan arah : Bullish (naik)
Resiko : Terbatas (Maksimum sebatas premi call yang dibayar)
Pengaruh penyusutan waktu : Merugikan
Maksimum keuntungan : Tidak terbatas
Break Even point : Call strikeprice + premi call
Pemilihan saham : Likuid artinya rata-rata volume perhari di atas 500.000 lembar
Pemilihan options : Open interest minimal 500 kontrak
Contoh:
Pada 3 januari 2012 saham ABCD berada pada harga $40
Call options pada saham ABCD expired April 2012 strike price 40 harganya $2,3 perlembar
Untuk melihat "daya ungkitnya" kita akan membandingkan 2 trader yang berbeda yaitu trader A membeli saham ABCD dan trader B yang membeli Call Options dengan 4 skenario yang mungkin terjadi di bawah ini:
Skenario 1 : Harga saham naik menjadi $80.
Skenario 2 : Harga saham naik menjadi $42,3
Skenario 3 : Harga saham tetap di $40
Skenario 4 : Harga saham turun menjadi $20
Trader A membeli 1000 lembar saham ABCD. Modalnya adalah 1000 x $40 = $40.000,-
Trader B membeli 10 kontrak Call Option saham ABCD expired April 2012 strike price 40 harganya $2,3 perlembar. Modalnya 10 kontrak x 100x $2,3 = $2300,- *ingat, 1 kontrak options mewakili 100 lembar saham sehingga dengan membeli 10 kontrak call option tersebut, maka Trader B berhak membeli 1000 lembar saham ABCD dengan harga $40 per lembar selama kontrak belum expired.
Oke kita lihat hasilnya dari 4 skenario tersebut:
Skenario 1: Saat expiration harga saham ABCD naik menjadi $80
Trader A yang membeli 1000 saham ABCD akan memperoleh keuntungan sebesar $80.000 - $40.000 = $40.000
ROI trader A = (net profit / modal) x 100%
= ($40.000 / $40.000) x 100%
= 100%
Trader B yang punya 10 kontrak Call Options berhak membeli 1000 lembar saham di harga $40 meski saat itu harga saham ABCD berada pada harga $80 di pasar.
Maka keuntungan yang diperoleh Trader B adalah:
(10 kontrak x 100 saham x selisih harga pasar dgn strikeprice yaitu $40) - modal awal $2300 = $37.700*
*Net profit bisa diperoleh dengan cara menjual options tersebut tanpa harus membeli/menjual sahamnya terlebih dahulu.
ROI trader B = ($37.700 / $2300) x 100%
= 1639%
ROI atau return on investment = rasio laba / modal
Dari skenario pertama ini terlihat trader B dengan modal yang jauh lebih kecil dibandingkan dengan trader A mendapatkan ROI yang jauh lebih besar. Inilah salah satu fungsi options yaitu sebagai daya ungkit (leverage)
Skenario 2: Saat expiration harga saham ABCD naik menjadi $42,3 .
Trader A yang membeli 1000 lembar saham ABCD dengan harga $40 akan memperoleh keuntungan $2,3 perlembar sehingga total keuntungan = $2300.
ROI trader A = (Net profit/modal) x 100%
= ($2300 / $40.000) x 100
= 5,75%
Trader B yang punya 10 kontrak Call Options berhak membeli 1000 lembar saham di harga $40 meski saat itu harga saham ABCD berada pada harga $42,3 di pasar.
Maka keuntungan yang diperoleh Trader B adalah:
(10 kontrak x 100 saham x selisih harga pasar dgn strikeprice yaitu $2,3) - modal awal $2300 = $0
Trader B tidak untung dan tidak rugi alias impas. Jadi $42,3 disebut titik impas (Break Even Point atau BEP)
BEP buy Call = Call strike price + premi Call
Pada skenario 2 ini, BEP membeli call option lebih tinggi daripada membeli saham karena ada premi yang dibayarkan. BEP buy call adalah $42,3 sedangkan BEP beli saham adalah $40.
Skenario 3: Saat expiration harga saham ABCD tetap di $40 .
Trader A yang membeli 1000 lembar saham ABCD dengan harga $40 idak untung dan juga tidak rugi alias impas karena saat beli saham di harga $40.
Namun Trader B yang membeli call options di strikeprice $40 akan rugi sebesar premi yang dibayar yaitu $2300 karena call options yang dibelinya tidak lagi mempunyai nilai atau disebut expired worthless. Karena membeli kontrak options adalah hak dan bukan kewajiban, maka kita bisa membatalkan atau tidak jadi beli sahamnya.
Skenario 4: Saat expiration harga saham ABCD turun menjadi $20 .Trader A yang membeli 1000 lembar saham ABCD dengan harga $40 akan rugi(loss)sebesar $20.000,- (yaitu hasil dari 1000 lembar x kerugian $20 perlembar).
Sedangkan trader B yang membeli call options tetap rugi hanya $2.300 karena membiarkan haknya expired worthless.
Jadi berapapun penurunan harga saham ABCD, kerugian trader B tetap terbatas pada $2300 saja. Sementara trader A akan rugi sangat banyak.
Tabel Perhitungan Profit/Loss
Skenario | Pergerakan saham | Trader A Profit/loss US$ |
Trader B Profit/loss US$ |
1 | Saham naik menjadi $80 | 40.000 | 37.700 |
2 | Saham naik menjadi $42,3 | 2300 | 0 |
3 | saham tetap | 0 | -2300 |
4 | Saham turun menjadi $20 | -20.000 | -2300 |
Kesimpulannya:
1.Membeli call options jauh lebih menguntungkan karena modal yang diperlukan jauh lebih kecil dibanding membeli sahamnya. (Daya ungkit)
2. Jika harga saham anjlok, kerugian dari call options jauh lebih kecil daripada beli sahamnya sehingga sangat mengurangi resiko kerugian.